Kuneiform Sumeria |
Kultur Budaya - Bahasa manusia, entitas yang menjadi tulang punggung peradaban, memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Para ahli bahasa dan sejarawan masih sibuk memperdebatkan asal usulnya serta kapan persisnya bahasa pertama kali muncul di panggung sejarah. Dalam pencarian ini, wilayah Mesopotamia, terutama Sumeria, sering kali menjadi fokus perhatian.
{getToc} $title={Table of Contents}
Bahasa Awal
Sumeria, dikenal sebagai salah satu peradaban paling awal dalam sejarah manusia, menjadi tempat kelahiran sistem tulisan pertama, yakni tulisan kuneiform. Bahasa Sumeria, yang digunakan oleh orang-orang Sumeria pada masa itu, menjadi tonggak bersejarah dalam evolusi komunikasi manusia. Bangsa Sumeria, yang menetap di sekitar wilayah Mesopotamia, kini Irak modern, membawa kebudayaan dan kecanggihan teknologi yang mencengangkan pada masanya.
Tulisan kuneiform, yang terdiri dari tanda-tanda yang diukir pada lempengan tanah liat, menjadi alat utama untuk mencatat sejarah, hukum, dan mitologi Sumeria. Dalam pandangan kita yang modern, sistem tulisan ini mungkin tampak primitif, namun bagi mereka, itu adalah inovasi luar biasa yang mengangkat standar komunikasi ke tingkat baru.
Cerita epik Gilgamesh, yang ditulis dalam bahasa Akkadia menggunakan tulisan kuneiform, merupakan salah satu karya sastra tertua yang masih kita kenal hari ini. Cerita ini, yang berasal dari Mesopotamia, tidak hanya menyajikan petualangan epik raja Gilgamesh, tetapi juga memberi kita wawasan mendalam tentang kepercayaan, mitologi, dan kehidupan sehari-hari masyarakat kuno.
Dengan berpindahnya pusat kekuasaan dan pengaruh dari Sumeria ke Babilonia, bahasa dan tulisan juga mengalami evolusi. Bahasa Akkadia menjadi dominan di wilayah itu, dan epik kuno "Enuma Elish" menjadi bukti monumental dari warisan intelektual mereka. Mitos penciptaan Babilonia ini, yang mengisahkan pertempuran epik antara dewa Marduk dan Tiamat, adalah contoh sempurna bagaimana mitologi dan kepercayaan masyarakat tercermin dalam karya sastra mereka.
Di samping itu, peradaban Mesir Kuno juga tidak kalah penting dalam perkembangan bahasa dan budaya manusia. Bahasa Mesir Koptik, sebagai turunan dari peradaban Mesir Kuno, mengungkapkan keajaiban penciptaan dan keterampilan teknis yang luar biasa dari masa lalu.
Melalui penelusuran sejarah yang mendalam ini, kita dapat melihat betapa kompleksnya interaksi manusia dengan bahasa, dan betapa pentingnya warisan ini dalam memahami peradaban kita yang beragam.
Hieroglif Mesir Kuno |
Lahir, Tumbuh Dan Hilangnya Bahasa
Coba kita renungkan keajaiban dan kehancuran bahasa-bahasa di sepanjang sejarah manusia, sambil memahami betapa pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap keanekaragaman bahasa di dunia ini.
Dari Bisikan Pertama Manusia
Di era kuno yang penuh misteri, manusia pertama kali menemukan keajaiban komunikasi. Bisikan pertama, mungkin hanya simpul-simpul bunyi, melahirkan kekuatan kata-kata. Di antara lembah sungai yang subur dan padang pasir yang tandus, bahasa mengalir seperti sungai, memeluk peradaban pertama.
Melintasi Gurun Waktu
Saat peradaban tumbuh dan berkembang, bahasa menjadi jembatan antara budaya dan bangsa. Dari Mesir kuno yang megah hingga tanah subur Mesopotamia, tulisan kuno mencatat sejarah, hukum, dan mitologi. Bahasa Mesir Kuno, seperti aliran sungai Nil yang abadi, menyirami kehidupan bangsa.
Senandung Sunyi di Gurun Pasir
Namun, seperti bayangan yang pudar di bawah matahari terik, bahasa Mesir Kuno perlahan-lahan lenyap dari ingatan manusia. Guratan tulisan hieroglif yang megah mulai pudar di dinding piramida dan kuil-kuil kuno. Pengaruh asing dan perubahan zaman membawa langkah-langkah yang menghancurkan jejak bahasa kuno tersebut.
Di tengah-tengah pasir gurun, suara-suaranya terdengar samar. Bahasa Mesir Kuno, yang pernah menjadi tonggak kebesaran peradaban, kini hanya tinggal kenangan. Namun, dalam kesunyian, kita dapat mendengar pesan kuat tentang kekuatan dan kerapuhan bahasa, serta pentingnya melestarikan warisan budaya yang rapuh.
Bahasa Indonesia
Asal muasal bahasa Indonesia merupakan cerminan dari perjalanan panjang sejarah dan kebudayaan Nusantara. Pada tanggal 28 Oktober 1928, terjadi momen bersejarah ketika pemuda dari berbagai pelosok Nusantara bersatu dalam semangat nasionalisme. Mereka berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan bersumpah untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa. Namun, perjalanan bahasa Indonesia tidaklah dimulai pada saat itu. Bahasa ini memiliki akar yang dalam, merangkum warisan budaya dan sejarah yang kaya.
Asal muasal bahasa Indonesia dapat ditelusuri hingga ke bahasa Melayu Kuno yang telah digunakan sejak abad ke-7 di kawasan Asia Tenggara. Bahasa Melayu Kuno memainkan peran penting sebagai bahasa kebudayaan, menjadi bahasa dalam buku pelajaran agama Budha, serta berfungsi sebagai bahasa penghubung antarsuku dan bahasa perdagangan. Dari titik awal ini, bahasa Melayu Kuno telah menjadi fondasi bagi perkembangan bahasa Indonesia.
Perjalanan bahasa Indonesia terus berkembang, dipengaruhi oleh berbagai faktor sejarah dan sosial. Penggunaannya sebagai bahasa administrasi kolonial di lingkungan pemerintahan telah memberikan kontribusi penting terhadap evolusi bahasa ini. Proses pembakuan bahasa Indonesia dimulai sejak awal abad ke-20, memuncak dengan dicanangkannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Dengan penggunaan nama "bahasa Indonesia", upaya untuk menghindari kesan imperialisme bahasa dan meneguhkan identitas nasional semakin terwujud.
Perjalanan panjang ini tidaklah berhenti di masa lalu. Bahasa Indonesia terus hidup dan berkembang, mencerminkan dinamika masyarakat yang berubah dan globalisasi yang semakin terkoneksi. Bahasa ini terbuka terhadap perkembangan baru, baik melalui penciptaan kata-kata baru maupun penyerapan kata-kata dari berbagai bahasa lain. Sebagai bahasa yang merepresentasikan keragaman budaya dan sejarah Nusantara, bahasa Indonesia terus menjadi alat penting dalam menyatukan bangsa dan merawat identitas nasional yang kokoh.
Memiliki akar yang lebih dalam daripada peristiwa 28 Oktober 1928. Meskipun tanggal tersebut sangat penting dalam sejarah perjuangan untuk mengukuhkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa, bahasa ini memiliki sejarah yang lebih panjang.
Bahasa Indonesia memiliki akar dari bahasa Melayu Kuno yang telah digunakan sejak abad ke-7 di wilayah Asia Tenggara. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa kebudayaan, bahasa agama, dan bahasa perdagangan di wilayah tersebut. Selama berabad-abad, bahasa Melayu Kuno berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan dan konteks sosialnya.
Pada era kolonial Belanda, bahasa Melayu digunakan sebagai lingua franca di wilayah Nusantara. Penggunaan bahasa Melayu ini meluas di antara berbagai suku dan etnis di wilayah tersebut. Proses ini membantu memperkuat fondasi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang kemudian diresmikan pada peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Jadi, sementara peristiwa 28 Oktober 1928 adalah tonggak penting dalam sejarah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bahasa ini telah ada dan berkembang sejak zaman dahulu di wilayah Nusantara.
Utamakan bahasa indonesia |